BEST PROFIT - Politikus senior Partai Golkar Akbar Tandjung berbicara tentang pandangan Golkar terhadap ideologi komunis. Golkar lahir untuk mempertahankan ideologi bangsa, yakni Pancasila, dari gempuran ide-ide terlarang seperti komunisme, marxisme, dan leninisme. "Golkar itu lahir dalam rangka membela, mempertahankan, mengamankan Pancasila dari kekuatan-kekuatan yang ingin mengubah Pancasila. Oleh karena itu, dalam mempertahankan Pancasila, sangat penting bagi kita untuk mengamalkan Pancasila," ujar Akbar Tandjung saat dihubungi detikcom, Selasa (8/1/2019). PT BESTPROFIT Akbar kembali mengingat sejarah Golkar, yang lahir pada 20 Oktober 1964. Saat itu, partai berlambang pohon beringin itu lahir pada masa-masa ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha membawa aliran-aliran komunisme di tengah masyarakat. BEST PROFIT
"Golkar itu juga dalam rangka untuk mempertahankan Pancasila di balik kekuatan-kekuatan yang ingin mengubah Pancasila dan yang pada waktu itu kekuatan yang ingin mengubah Pancasila itu yang sangat dominan tentu dalam konteks ideologi nasional kita, yaitu PKI," katanya. PT BEST PROFIT Oleh sebab itu, Menpora pada era Presiden Soeharto itu menyayangkan jika ada pihak-pihak yang berusaha memunculkan kembali ideologi yang tidak sejalan dengan dasar negara itu. Misalnya, dalam kasus terbaru, maraknya buku berunsur PKI yang beredar di Indonesia. Padahal undang-undang, bahkan ketetapan MPR, jelas-jelas melarang penyebaran ajaran, seperti komunisme, marxisme, dan leninisme. Dia pun menilai wajar jika aparat penegak hukum melakukan penertiban. Seperti diketahui, hari ini aparat gabungan dari Kodim dan Kejaksaan Negeri Padang menyita sejumlah buku yang diduga mengandung paham komunis. Buku-buku tersebut disita dari Toko Buku Nagare Boshi di kawasan pecinan Pondok, Kecamatan Padang Barat. "Jadi, kalau pada akhir-akhir ini ada larangan menjual buku-buku yang bernuansa komunis atau bertentangan dengan ideologi bangsa, ya itu wajar kalau seandainya kita melarang. Kecuali kalau misalnya buku-buku itu ada di perpustakaan perguruan tinggi, itu masih wajar konteks dimensinya akademis," tutur Akbar Tanjung. "Tapi kalau itu dijual di toko buku secara umum, ya kan tidak lagi tampak dimensi akademisnya, lebih tampak dimensi penyebarannya atau ide-ide itu yang jelas-jelas idenya bertentangan dengan dasar negara kita," sambung dia. Dia pun meminta pemerintah dan seluruh masyarakat mewaspadai kembali munculnya paham-paham komunis di masyarakat. Oleh sebab itu, segala upaya harus dilakukan untuk memberantas penyebaran paham yang menyimpang dari ideologi negara itu secara bebas. "Kita patut mewaspadai. Karena ide itu kan berkaki. Berkaki itu artinya pada suatu waktu bisa muncul. Jadi kita harus menjaga dari ide-ide yang tidak sejalan dengan ideologi kita, yakni Pancasila," kata Akbar Tandjung. Isu PKI yang menyerang Jokowi Akbar Tandjung kemudian juga berbicara tentang isu PKI yang kerap menerpa Presiden Joko Widodo. Dia menyayangkan banyak tudingan 'antek komunis' yang ditujukan kepada Jokowi selama ini. Dia menjelaskan, sebagai presiden, Jokowi dipilih secara langsung oleh rakyat. Menurutnya, bertolak dari hal itu sudah bisa mematahkan isu PKI yang menyerang sang presiden. "Presiden itu tentu sudah dikenal oleh publik orang yang tidak diragukan komitmen keindonesiaannya, kebangsaannya. Kalau orang yang diragukan komitmen kebangsaannya, saya yakin tentu (rakyat) tidak akan mau memilih orang-orang seperti itu kan," kata Akbar Tandjung. Dia pun heran dengan hoax foto Jokowi bersama pentolan PKI DN Aidit yang beredar di masyarakat. Sebab, dari faktor usia saja tidak mungkin foto tersebut merupakan foto Jokowi. "Nah, ini saya melihat putra DN Aidit di situ, ada potret laki-laki yang profilnya seperti Pak Jokowi, apa iya. Pak Adit itu kan pada tahun berapa," sebut Akbar. Sumber : Detik
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWS
PT. BESTPROFIT FUTURES Archives
September 2022
|