PT BESTPROFIT - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut Amerika Serikat (AS) bertingkah seperti 'kawanan serigala liar'. Erdogan berjanji negaranya tidak akan lagi melakukan transaksi dolar AS dalam perdagangan dengan Rusia dan negara-negara lainnya. Baik Turki maupun Rusia sama-sama menjadi 'korban' langkah-langkah ekonomi bersifat menghukum yang digalakkan AS. BESTPROFIT "Amerika bertingkah seperti kawanan serigala liar. Jangan percaya mereka," tegas Erdogan saat menghadiri forum bisnis di Kirgizstan, seperti dilansir AFP, Senin (3/9/2018). BEST PROFIT
Ditegaskan Erdogan bahwa Turki sedang dalam perundingan dengan Rusia soal perdagangan dengan transaksi non-dolar AS. "Menggunakan dolar hanya akan merusak kita. Kita tidak akan menyerah. Kita akan menang," imbuh Erdogan dalam forum yang dihadiri pebisnis Kirgizstan dan Turki juga jajaran pemerintahan kedua negara itu. Hubungan antara Turki dan AS yang sama-sama anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) itu semakin memburuk, setelah bulan lalu Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru untuk baja dan aluminium dari Turki. Langkah itu diambil AS menindaklanjuti penahanan pendeta, Andrew Brunson, oleh otoritas Turki. Dampak dari tarif itu, mata uang Turki, Lira, merosot drastis. Sementara itu, Rusia juga menerima sanksi baru dari AS sejak Agustus lalu yang membuat nilai mata uang mereka, Ruble, merosot ke level terendah dalam dua tahun terakhir. Sanksi-sanksi itu dijatuhkan terkait insiden diracunnya mantan mata-mata Rusia di Salisbury, Inggris. Dalam kunjungannya ke Kirgizstan, Erdogan menyerukan negara bekas Uni Soviet itu untuk memutuskan seluruh keterkaitan dengan ulama Fethullah Gulen yang kini tinggal di AS. Otoritas Turki selama ini menuding Gulen mendalangi upaya kudeta terhadap Erdogan tahun 2016 lalu. Gulen telah berulang kali membantah tudingan itu. Erdogan menyebut bahwa para pengusaha Turki seharusnya berinvestasi di Kirgizstan tapi 'mungkin menghadapi hambatan dari FETO'. Dia merujuk pada sebutan untuk orang-orang dan institusi yang dicurigai terkait Gulen. Isu soal Gulen juga memicu ketegangan hubungan antara AS dan Turki. Berulang kali pemerintah Turki meminta agar AS mengekstradisi ulama berusia 77 tahun itu agar bisa diadili di Turki. Permintaan itu ditolak oleh AS. Sumber : Detik
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWS
PT. BESTPROFIT FUTURES Archives
September 2022
|