Bestprofit - Harga konsumen inti Jepang naik sedikit untuk bulan kedua di bulan Februari, sementara tingkat pengangguran turun ke level terendah sejak tahun 1994. Harga konsumen tidak termasuk makanan segar naik 0,2 persen pada Februari dari tahun sebelumnya (perkiraan 0,2 persen), membukukan keuntungan beruntun pertama sejak akhir 2015. Mengecualikan makanan segar dan energi, harga konsumen naik 0,1 persen (perkiraan 0,1 persen). Pengeluaran rumah tangga turun 3,8 persen pada Februari (perkiraan turun 1,7 persen). Tingkat pengangguran 2,8 persen (perkiraan 3 persen) pada bulan Februari. Banyak ekonom mengharapkan harga minyak yang lebih tinggi dan pelemahan yen untuk mendorong inflasi inti hingga mendekati 1 persen akhir tahun ini. Namun, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda telah memperingatkan bahwa momentum harga menuju target bank sentral sebesar 2 persen tidak cukup, dan bahwa ia akan membutuhkan bukti kuat dari inflasi dasar sebelum menaikkan target suku bunga kunci jangka panjang. Untuk saat ini, ada sedikit tanda-tanda inflasi berkelanjutan, dengan kenaikan upah yang lemah selama negosiasi musim semi yang mana menunjukkan belanja konsumen kemungkinan akan tetap terkendali.
Meningkatnya kekhawatiran tentang kemampuan Donald Trump untuk menerapkan strategi pro-pertumbuhan-nya telah meningkatkan yen selama dua minggu terakhir, menggarisbawahi ketidakpastian dalam prospek inflasi dan pertumbuhan di Jepang. Rasio job-to-applicant yakni 1,43 (diperkirakan 1,44). Secara keseluruhan harga konsumen naik 0,3 persen dari tahun lalu (perkiraan 0,2 persen). Harga konsumen Maret di Tokyo tidak termasuk makanan segar, indikator utama untuk harga nasional, turun 0,4 persen (perkiraan turun 0.2 persen). Produksi industri naik 2,0 persen pada Februari dari bulan sebelumnya (perkiraan 1,2 persen). Sumber: Bloomberg Bestprofit
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWS
PT. BESTPROFIT FUTURES Archives
September 2022
|