PT BESTPROFIT - "Tahukah bahwa, membohongi pasangan secara finansial termasuk salah satu bentuk perselingkuhan?" Anda pernah tidak jujur tentang gaji misalnya, kepada pasangan? Jangan remehkan perihal kebohongan keuangan ini, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Endowment for Financial Education pada tahun 2011 menemukan bahwa pada 68% kesempatan, 16% menyebabkan pernikahan berakhir. BESTPROFIT Dan berdasarkan UU no 23 tahun 2004 kebohongan finansial termasuk dalam KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), KDRT Finansial. BEST PROFIT
Survei Harris Poll tahun 2016, 42% orang yang memiliki pasangan melakukan beberapa bentuk kebohongan keuangan dalam hubungan mereka.Apa saja bentuk-bentuk "perselingkuhan" kebohongan keuangan ini? PT BEST PROFIT BOHONG PENDAPATAN Jangankan pendapatan, tentang gaji pun banyak orang yang tidak jujur terhadap pasangannya. Pasangan tidak pernah diberi tahu, tentang gajinya, baik dari slip atau transferan, yang ada pokoknya setiap bulan ditransfer sekian rupiah ke rekening istri misalnya. Lebih parah lagi, sekian rupiah tersebut terserah cukup atau tidak, suami/pasangan tidak mau tahu. Lha memang beda ya antara gaji dan pendapatan? Pendapatan biasanya berupa gaji ditambah dengan tunjangan-tunjangan, termasuk bonus, komisi, THR, dll. Jika tentang gaji saja bohong, sangat mungkin tentang pendapatan lain juga tidak jujur. Namun ada juga pasangan yang sepakat menyerahkan gaji sepenuhnya dalam pengelolaan istri, sedangkan sumber lain dikelola sendiri oleh suami sebagai "uang laki-laki". Perihal pengelolaan keuangan rumah tangga ini bisa disepakati, untuk menghindari kebohongan pendapatan. BOHONG TENTANG KEPEMILIKAN DAN JUMLAH UTANG Banyak yang tidak jujur terhadap pasangannya tentang utang, memiliki utang namun mengatakan tidak, atau utang 10 hanya disampaikan 5 misalnya, hingga menyembunyikan tagihan kartu kredit. Hal ini tidak akan menjadi masalah asal pasangan yang punya utang terus hidup sampai utangnya lunas. Menjadi masalah ketika pasangan yang punya tanggungan utang, tak mampu lagi membayar akibat tak berpenghasilan lagi atau putus usia, sehingga beban utang menjadi beban pasangan atau ahli warisnya. Jika harta warisan atau dana darurat mencukupi, dapat digunakan untuk membayar utang, namun jika tidak ada, pasangan atau ahli waris memikul beban warisan utang yang harus dilunasi. Maka sebaiknya perihal utang, baik memiliki atau tidak, jujur terhadap pasangan berikut jumlahnya, juga jika ada piutang di pihak lain, disertai bukti. Sehingga jika suatu hari terjadi hal-hal yang tidak diiinginkan pasangan ataupun ahli waris tidak kaget lagi. Wuih serem ya, ternyata hal ini bisa menimbulkan permasalahan keuangan dan rumah tangga di kemudian hari. Materi ini masuk ke dalam materi planning rumah tangga di kelas dan workshop Perencana Keuangan. Sumber : Detik
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWS
PT. BESTPROFIT FUTURES Archives
September 2022
|