BEST PROFIT - Mayoritas bursa saham regional ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks Shanghai naik 0,21%, indeks Hang Seng naik 0,51%, dan indeks Strait Times naik 0,39%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 0,35% dan indeks Kospi turun 0,29%. Pada saat pembukaan perdagangan, indeks Nikkei ambruk 1,37%, Indeks Shanghai turun 0,98%, indeks Hang Seng anjlok 1,33%, indeks Strait Times turun 0,56%, dan indeks Kospi terpangkas 1,22%. PT BESTPROFIT Namun, perlahan-lahan bursa saham Asia bisa membalikkan keadaan. Pelaku pasar mengapresiasi kabar positif terkait relasi antara AS dengan Arab Saudi. BEST PROFIT Sebelumnya, sumber-sumber dari intelijen AS menyebut hasil penyelidikan CIA menunjukkan pembunuhan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi merupakan perintah dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. PT BEST PROFIT
Namun, Trump dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/11/2018) mengatakan AS ingin tetap menjadi "mitra yang solid" bagi Arab Saudi, terlepas dari dirinya yang juga mengatakan bahwa Putra Mahkota mungkin sudah tahu mengenai rencana untuk membunuh Khashoggi. PT BESTPROFIT Trump, dalam pernyataannya, mengindikasikan dia tidak punya niat untuk menghentikan kontrak militer dengan Riyadh. "Jika kita secara bodoh memutus kontrak (militer) ini, Rusia dan China akan menjadi penerima manfaat yang besar," ujar Trump seperti dilansir dari Reuters. Pernyataan kontroversial ini kemudian dibela oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Berbicara selepas bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Washington DC, Pompeo mengatakan AS berkewajiban untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan yang mengedepankan keamanan nasional. "Seperti yang dikatakan presiden hari ini, AS akan akan terus memiliki hubungan dengan kerajaan Arab Saudi," tegas Pompeo, dikutip dari Reuters. Dengan 'pengampunan' yang diberikan oleh Trump kepada Putra Mahkota Arab Saudi, maka salah satu risiko besar yang menghantui pasar keuangan dunia bisa dibilang sirna. Baca: Lebih Pilih Arab daripada Khashoggi, Ini Pernyataan Trump Pada pagi hari, bursa saham Asia tertekan lantaran perang dagang AS-China yang kian panas saja. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang belum lama ini berakhir gagal menghasilkan sebuah komunike untuk kali pertama dalam sejarah. China menuding AS memaksakan kehendak dan ingin membenarkan praktik proteksionisme untuk masuk dalam salah satu poin komunike APEC. Menurut Beijing, Washington menjadikan APEC sebagai arena untuk melampiaskan amarah. China pun terpaksa masuk ke arena pertandingan tersebut. "Ada satu negara yang memaksa memasukkan ide mereka ke teks yang harus disepakati pihak-pihak lain, membenarkan proteksionisme dan unilateralisme. Tidak mau menerima masukan dari China dan negara-negara lainnya," tegas Wang Yi, Penasihat Negara China, seperti dikutip Reuters. Sikap Trump Kepada Putra Mahkota Arab Bawa Bursa Asia MenguatFoto: Aristya Rahadian Krisabella Namun AS membantah tuduhan itu. Gedung Putih menilai China 'memelintir' fakta yang sebenarnya. "Ada 20 dari 21 negara yang siap menandatangani komunike, hanya China yang tidak bersedia. Kami berusaha menyelesaikan ini, tetapi mereka tidak mau," kata seorang pejabat pemerintah AS kepada Reuters. Perkembangan teranyar, United States Trade Representative (USTR) pada Selasa (20/11/2018) mengatakan China telah gagal untuk mengubah praktik-praktik tidak adil di bidang kekayaan intelektual dan transfer teknologi yang menjadi salah satu alasan AS membebankan bea masuk baru bagi importasi produk-produk asal China. "Tinjauan baru ini menunjukkan bahwa China belum secara fundamental merubah praktik-praktik yang tidak adil, tidak beralasan, dan menganggu keseimbangan pasar yang merupakan inti dari laporan pada Maret 2018 mengenai investigasi "Section 301"." tulis USTR dalam pernyataannya. Sumber : Detik
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWS
PT. BESTPROFIT FUTURES Archives
September 2022
|